cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Manajemen dan Agribisnis
ISSN : 16935853     EISSN : 24072524     DOI : -
Jurnal Manajemen & Agribisnis memuat informasi hasil kegiatan penelitian, pemikiran konseptual dan review bidang ilmu manajemen agribisnis. Jurnal ilmiah ini diterbitkan oleh Program Studi Manajemen dan Bisnis, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor bekerjasama Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI).
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 11 No. 1 (2014): Vol. 11 No. 1, Maret 2014" : 7 Documents clear
MANAJEMEN RANTAI PASOK KOMODITAS TELUR AYAM KAMPUNG Saptana Saptana; Tike Sartika
Jurnal Manajemen & Agribisnis Vol. 11 No. 1 (2014): Vol. 11 No. 1, Maret 2014
Publisher : School of Business, Bogor Agricultural University (SB-IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (731.23 KB) | DOI: 10.17358/jma.11.1.1-11

Abstract

ABSTRACTThe studied aimed to formulate an integrated policy of supply chain management development of native chicken eggs. In detail, the research objectives were: 1) to describe the actors of supply chain of native chicken eggs, 2) to analyze the Institutions of supply chain management of native chicken eggs, and 3) to analyze the value chain of native chicken eggs. The data were obtained from interviewed with breeder of native chicken and group discussion with actors of supply chain in the province of West Java, East Java and South Kalimantan. Quantitative data were analyzed using analysis of R/C ratio, marketing margin system and value chain analysis, while qualitative information with a descriptive analysis was focus on institutions of supply chain management. The results showed that: 1) The eight main actors in supply chain of native chicken eggs commodity were: government, breeding industry, breeders, farmers groups, associations of farmers groups, traders at the centers of production, traders at the centers of consumption, and industrial of cake/bread; 2) most strategic institutional in the whole of supply chain of native chicken eggs was the institutionalization of distribution and marketing, and 3) cake/ bread industrial received the largest of value-added per unit of output, while the large traders in the center of production and consumption received the greatest value in the aggregate. The overall study of policy recommendations of `the development of agribusiness of native chicken eggs was the integration of all factors connected in supply chain.Keywords: institutional , agribusiness, value chain, eggs, economic sociaty   ABSTRAKSecara umum penelitian ini bertujuan merumuskan kebijakan pengembangan manajemen rantai pasok komoditas telur ayam  kampung secara terpadu. Secara rinci tujuan penelitian adalah 1) mendeskripsikan pelaku  rantai pasok komoditas telur ayam  kampung; 2) menganalisis kelembagaan manajemen rantai pasok komoditas telur ayam  kampung; dan 3) menganalisis rantai nilai komoditas telur ayam  kampung. Data yang digunakan bersumber dari hasil wawancara terstruktur dengan peternak ayam  kampung petelur serta wawancara kelompok dengan para pelaku rantai pasok di Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan Selatan. Data kuantitatif dianalisis menggunakan analisis R/C ratio, margin tata niaga dan analisis rantai nilai, sementara informasi kualitatif dengan analisis deskriptif dengan fokus pada kelembagaan manajemen rantai pasok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat delapan pelaku utama rantai pasok komoditas telur ayam  kampung,  yaitu pemerintah, industri perbibitan, peternak, kelompok peternak, asosiasi peternak, pedagang di sentra produksi, pedagang di sentra konsumsi, dan industri kue/roti; 2) kelembagaan yang paling strategis dalam keseluruhan rantai pasok komoditas telur ayam  kampung adalah kelembagaan distribusi dan pemasaran; dan 3) industri kue/roti menerima nilai tambah terbesar per  unit output, sedangkan pedagang besar di pusat produksi dan pedagang besar di pusat konsumsi menerima nilai terbesar secara agregat. Rekomendasi kebijakan yang dihasilkan adalah pengembangan agribisnis komoditas telur ayam  kampung harus dilakukan secara terpadu dalam keseluruhan rantai pasok. Kata kunci: kelembagaan, tata niaga,  rantai nilai, telur, ayam kampung
EFISIENSI KINERJA RANTAI PASOK IKAN LELE DI INDRAMAYU, JAWA BARAT Sefitiana Wulan Sari; Rita Nurmalina; Budi Setiawan
Jurnal Manajemen & Agribisnis Vol. 11 No. 1 (2014): Vol. 11 No. 1, Maret 2014
Publisher : School of Business, Bogor Agricultural University (SB-IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1107.266 KB) | DOI: 10.17358/jma.11.1.12-23

Abstract

ABSTRACTThe purposes of this research were to analyze performance efficiency of catfish supply chain; and to formulate managerial implications of catfish supply chain in Indramayu. The performance efficiency analysis was conducted using DEA (Data Envelopment Analysis) which compared two similar organizations. This research compared supply chain performance among the members of farmers group with the members of Bandar farmer group. The managerial implication in this study was analyzed by GAP analysis. Input and output in this analysis were based on SCOR to showed supply chain performance. Based on the research, from 33 members of farmer group, there were 7 members of farmer group partner of CV Taman Lele Indramayu, while the other 26 farmers collaborated with six bandar in Puntang Village, Losarang, Indramayu. There were two members of farmer group who got 100 % performance efficiency, whereas only one member of Bandar farmer got 100%. In the other hand, the result of analysis in CV Taman Lele Indramayu compared with six bandars, showed that only two bandars did not get 100% performance efficiency which are bandar 4 and bandar 6. The conclusion from this research was supply chain performance of the members of farmer group were more efficient than supply chain performance of members of Bandar farmers. In the other hand, supply chain performance on the distributor level, which are companies and Bandar, were quite efficient. Therefore, to obtain 100% supply chain performance efficiency, the input decrease or output increase should be done by the farmers who have not reached 100% performance efficiency.Keywords: catfish, performance efficiency, supply chainABSTRAKPenelitian ini betujuan menganalisis efisiensi kinerja rantai pasok ikan lele, dan merumuskan implikasi manajerial rantai pasok ikan lele di Indramayu. Analisis efisiensi kinerja dianalisis dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) yang dapat membandingkan satu oganisasi dengan organisasi lain yang sejenis, yaitu dengan membandingkan kinerja saluran petani anggota kelompok tani–perusahaan dan petani anggota kelompok tani–bandar.  Sementara itu,  implikasi manajerial dianalisis dengan menggunakan GAP analisis. Input dan output yang digunakan dalam penelitian ini berbasis pada SCOR (Supply Chain Operation Reference) yang melihat kinerja petani anggota kelompok tani. Hasil penelitian dari 33 petani anggota kelompok tani, tujuh diantaranya merupakan petani anggota kelompok tani mitra perusahaan CV Taman Lele Indramayu sedangkan 26 lainnya merupakan petani yang bermitra dengan enam bandar di Desa Puntang, Losarang, Indramayu. Terdapat dua orang petani anggota kelompok tani mitra perusahaan yang sudah memiliki efisiensi kinerja 100%, sedangkan pada petani anggota kelompok tani dari 26 petani hanya satu orang petani yang memiliki efisiensi kinerja 100%. Hasil analisis pada CV Taman Lele Indramayu yang dibandingkan dengan 6 bandar, diketahui bahwa terdapat dua bandar yang belum memiliki efisiensi kinerja 100%, yakni bandar 4 dan bandar 6. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa kinerja petani anggota kelompok tani mitra bandar masih belum cukup efisien jika dibandingkan dengan kinerja rantai pasok petani anggota kelompok tani perusahaan. Di lain pihak, kinerja rantai pasok ikan lele di tingkat penyalur yakni perusahaan dan bandar sudah cukup efisien. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan efisiensi kinerja rantai pasok 100% maka perlu dilakukannya penurunan input atau peningkatan output pada kinerja petani ataupun bandar yang belum memiliki efisiensi kinerja 100%. Kata Kunci: efisiensi kinerja, ikan lele, rantai pasok, Indramayu
DAYA SAING DAN MODEL PEMASARAN SENTRA INDUSTRI USAHA KERAJINAN SANGKAR BURUNG PERKUTUT Diah Arum Savitri; Ujang Sumarwan; Bagus Putu Yudhia Kurniawan
Jurnal Manajemen & Agribisnis Vol. 11 No. 1 (2014): Vol. 11 No. 1, Maret 2014
Publisher : School of Business, Bogor Agricultural University (SB-IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.989 KB) | DOI: 10.17358/jma.11.1.24-32

Abstract

ABSTRACTThe objectives of this study were 1) analyzing the competitiveness, 2) analyzing the market size, 3) analyzing marketing strategies’ priorities and alternatives to improve the competitiveness of industry center of dove cage in Dawuhan Mangli Village, Jember Regency. The method used in this study was descriptive analysis. The analysis tools used in this study were Porter’s Diamond Theory, BCG (Boston Consulting Group), SWOT and AHP (Analytical Hierarchy Process). Competitiveness analysis using diamond theory of Porter showed that industry center of dove cage handicraft in Dawuhan Mangli Village, Jember Regency is still weak. There are 9 components that have weaknesses while other 7 components have strengths. Market growth rate and relative market share formulated on BCG diagram are in the position of Question Marks, which means that the business has the opportunity to grow and expand but needs sufficient cash flow in order to increase its relative market. Based on SWOT and AHP analysis were obtained 7 marketing strategies with their priorities scales including: strengthening the capital, PSBP group formation, education and training, warehouse and workshop building, institutional formation of marketing and raw materials, increasing promotion, improving the quality and diversification of products. To enhance the industrial competitiveness of dove cage industry, development activities through strengthening the marketing and raw materials institution should be done.Keywords: competitiveness, marketing strategy, dove cage ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah 1) menganalisis daya saing, 2) menganalisis market size, 3) merumuskan prioritas strategi pemasaran untuk sentra industri usaha kerajinan sangkar burung perkutut di Desa Dawuhan Mangli, Kabupaten Jember. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif. Analisis yang digunakan adalah Porter’s Diamond Theory, analisis BCG (Boston Consulting Group), SWOT, dan AHP (Analytical Hierarchy Process). Analisis daya saing menggunakan teori berlian dari porter menunjukkan daya saing sentra industri kerajinan sangkar burung perkutut Desa Dawuhan Mangli Kabupaten Jember masih lemah. Terdapat sembilan komponen yang memiliki kelemahan, sedangkan tujuh komponen memiliki kelebihan. Tingkat pertumbuhan pasar dan bagian pasar relatifnya yang di formulasikan pada diagram BCG berada pada posisi Question Marks artinya bisnis ini memiliki peluang untuk tumbuh dan berkembang tetapi diperlukan aliran kas yang cukup agar dapat meningkatkan pasar relatifnya. Hasil analisis SWOT dan AHP didapatkan tujuh strategi pemasaran dengan skala prioritasnya antara lain: memperkuat permodalan, pembentukan kelompok PSBP, pendidikan dan pelatihan, pembuatan gudang dan workshop, pembentukan kelembagaan pemasaran dan bahan baku, meningkatkan promosi, meningkatkan kualitas dan diversifikasi produk. Dalam meningkatkan daya saing  industri usaha kerajinan sangkar burung perkutut dibutuhkan pengembangan aktivitas melalui penguatan pengembangan kelembagaan pemasaran dan bahan baku. Kata kunci: daya saing, strategi pemasaran, sangkar burung perkutut, Jember
PERANCANGAN BALANCED SCORECARD UNTUK PENGEMBANGAN STRATEGI DI SEAMEO BIOTROP Dewi Suryani; Rizal Syarief; Arif Imam Suroso
Jurnal Manajemen & Agribisnis Vol. 11 No. 1 (2014): Vol. 11 No. 1, Maret 2014
Publisher : School of Business, Bogor Agricultural University (SB-IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (800.369 KB) | DOI: 10.17358/jma.11.1.33-40

Abstract

ABSTRACTThe objectives of the research were 1) Outlining the vision, mission, and strategy of SEAMEO into strategic objectives in four perspectives of the Balanced Scorecard, 2) Determining KPIs, targets, strategic initiatives, and strategy map which can be implemented by Seameo Biotrop , 3) Designing a causal relationship of the strategic objectives through strategic map, and 4) Formulating managerial implications for Seameo Biotrop. The result showed that in the financial perspective four key indicators were identified, in the customer perspective five key indicators were identified, and both in the internal business process and the learning and growth perspective three key indicators were identified. In the financial perspective, amount of funding received from the Government shows the highest contribution to the institution's performance, meanwhile in the customer perspective, number of regular/new research/program conducted in collaboration with academia, research and development organizations, and other related industries shows the highest contribution to institution's performance. In the internal business process perspective, number of MOU signed and implemented shows the highest contribution to the institution’s performance, and in the growth and learning perspective, ratio of labor productivity shows the highest contribution to the institution's performance. Keywords: seameo biotrop, balanced scorecard, KPIABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah 1) menguraikan visi, misi, dan strategi Seameo menjadi tujuan strategis dalam empat perspektif Balanced Scorecard, 2) menentukan KPI, target, inisiatif strategis, dan peta strategi yang dapat diterapkan oleh Seameo Biotrop, 3) merancang hubungan sebab akibat dari tujuan strategis melalui peta strategis, dan 4) merumuskan implikasi manajerial untuk Seameo Biotrop. Metode analisis data yang digunakan adalah Balanced Scorecard dan Key Performance Indicator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam perspektif keuangan terdapat empat indikator utama yang diidentifikasi, dalam perspektif pelanggan lima indikator utama diidentifikasi, dan baik dalam perspektif proses bisnis internal serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan masing-masing terdapat tiga indikator utama yang diidentifikasi. Dalam perspektif keuangan, jumlah dana yang diterima dari Pemerintah menunjukkan kontribusi tertinggi terhadap kinerja lembaga, sedangkan pada perspektif pelanggan,  jumlah penelitian/program reguler/baru yang dilakukan bekerja sama dengan organisasi akademisi, penelitian dan pengembangan, dan industri terkait lainnya menunjukkan kontribusi tertinggi terhadap kinerja lembaga. Pada perspektif proses bisnis internal, MOU yang ditandatangani dan diimplementasikan menunjukkan kontribusi tertinggi terhadap kinerja lembaga tersebut, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, rasio produktivitas tenaga kerja menunjukkan kontribusi tertinggi terhadap kinerja lembaga.Kata kunci: seameo biotrop , balanced scorecard, KPI
PRODUKSI DAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN, PROVINSI SUMATERA BARAT Danil Danil; Muhammad Firdaus; Sri Hartoyo
Jurnal Manajemen & Agribisnis Vol. 11 No. 1 (2014): Vol. 11 No. 1, Maret 2014
Publisher : School of Business, Bogor Agricultural University (SB-IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (936.115 KB) | DOI: 10.17358/jma.11.1.41-51

Abstract

ABSTRACTThe purposes of this study were to analyze the factors that affect the production of cocoa, identify the marketing channels of cocoa, analyze marketing margins received by marketing institutions, and determine the part of the price received by farmers. This study used a survey method to cocoa farmers and large traders (collectors). The analysis of production used Cobb-Douglas function while performance analysis was used to analyze the structure of behavioral marketing and market diversity. The results showed that factors affecting cocoa production in the district of Padang Pariaman and significantly influential as the input are labor, manure, chemical fertilizers, land area, number of crop yield and farmer’s education. The performance of cocoa marketing in Padang Pariaman District was not efficient, based on indicators of marketing margins, small parts of prices received by farmers and farmers markets not yet integrated with market traders in the district level. In the cocoa marketing activities in Padang Pariaman District, the largest margin was received by the village merchant marketing channel III. The amount of prices received by farmers can be determined from the marketing margin. If the part of the marketing margin is higher, the part of prices received by farmers will be smaller, as the case in marketing channels I and III. So the marketing channel II provides the most part of prices for the cocoa farmers in Padang Pariaman district. To increase the production and marketing of cocoa in Padang Pariaman District, several approaches could be implemented such as coaching, strengthening and empowering farmer groups that already exist.Keywords: cocoa, factors production, marketing channels, Padang PariamanABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi produksi kakao, mengidentifikasi saluran pemasaran kakao, menganalisis margin pemasaran yang diterima lembaga pemasaran, dan menentukan besarnya bagian harga yang diterima petani. Penelitian ini menggunakan metode survey kepada petani kakao dan pedagang besar (pengepul). Analisis produksi menggunakan fungsi Cobb-Douglas dan analisis performent digunakan untuk menganalisis struktur pemasaran perilaku, dan keragaman pasar. Hasil penelitian menunjukkan Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kakao di Kabupaten Padang Pariaman dan berpengaruh secara nyata sebagai input adalah tenaga kerja, pupuk kandang, pupuk kimia, luas lahan, jumlah tanaman menghasilkan dan pendidikan petani. Kinerja pemasaran kakao di Kabupaten Padang Pariaman tidak efisien, hal ini berdasarkan indikator besarnya margin pemasaran, kecilnya bagian harga yang diterima petani dan belum terintegrasinya pasar ditingkat petani dengan pasar ditingkat pedagang kabupaten. Pada kegiatan pemasaran kakao di Kabupaten Padang Pariaman, margin terbesar diterima oleh pedagang nagari pada saluran pemasaran III. Bagian harga yang diterima petani dapat ditentukan dari margin pemasaran. Dimana semakin besar margin pemasaran maka bagian harga yang diterima petani akan semakin kecil, seperti yang terjadi pada saluran pemasaran I dan III. Sehingga saluran pemasaran II yang memberikan bagian harga tertinggi pada petani kakao di Kabupaten Padang Pariaman. Dalam meningkatkan produksi dan pemasaran kakao di Kabupaten Padang Pariaman dapat dilakukan dengan pembinaan, penguatan dan pemberdayaan kelompok tani yang sudah ada. Kata kunci: kakao, faktor produksi, saluran pemasaran, Padang Pariaman
PENGARUH INFORMASI RELEVANSI PEKERJAAN DAN KEINGINAN SOSIAL TERHADAP PARTISIPASI DAN KINERJA KARYAWAN PADA PT HARFAM JAYA MAKMUR SURABAYA Saleh Assagaf; M. Syamsul Maarif; Suharjono Suharjono
Jurnal Manajemen & Agribisnis Vol. 11 No. 1 (2014): Vol. 11 No. 1, Maret 2014
Publisher : School of Business, Bogor Agricultural University (SB-IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (970.049 KB) | DOI: 10.17358/jma.11.1.52-59

Abstract

ABSTRACTThe objective of this study were 1) analyzing the effect of job relevant information on employee participation; 2) analyzing the effect of social desirability on employee participation; 3) analyzing the effect of job relevant information on employee’s performance; 4) analyzing the effect of social desirability on employee’s performance; 5) analyzing the effect of employee participation on employee’s performance. This study is a part of explanatory and confirmatory research. The samples in this research were 103 employee of PT Harfam jaya Makmur. The data was analyzed using Structural Equation Modeling (SEM). The results showed that; 1) job relevant information had significant effect on employee’s participation in PT Harfam Jaya Makmur: 2) social desirability has significant effect on employee’s participation in PT Harfam Jaya Makmur; 3) job relevant information has significant effect on employee’s performance in PT Harfam Jaya Makmur; 4) social desirability hasn’t significant effect on employee’s participation in PT Harfam Jaya Makmur; 5) employee’s participation has significant effect on performance of PT Harfam Jaya Makmur Jaya Makmur. The conclusions in this study were job relevant information and social desirability has significant effect on employee’s participation as well as job relevant information has significant effect on employee’s performance. In the other hand, social desirability has no significant effect on employee’s participation, and then employee’s participation has significant effect on performance of PT Harfam Jaya Makmur Jaya Makmur. Keywords: job relevant information, social desire, employee participation, performanceABSTRAKPenelitian ini bertujuan: 1) menganalisis pengaruh informasi relevansi pekerjaan terhadap partisipasi karyawan; 2) menganalisis keinginan sosial terhadap partisipasi karyawan; 3) menganalisis pengaruh informasi relevansi pekerjaan terhadap kinerja karyawan; 4) menganalisis pengaruh keinginan sosial terhadap kinerja karyawan; 5) menganalisis partisipasi karyawan terhadap kinerja karyawan. Penelitian initermasuk penelitian explanatory dan confimatory. Sampel penelitian adalah seluruh karyawan tetap berjumlah 103 orang. Analisis data menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Penelitian menunjukkan bahwa: 1) informasi relevansi pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap partisipasi karyawan pada PT Harfam Jaya Makmur; 2) keinginan sosial berpengaruh signifikan terhadap partisipasi karyawan pada PT Harfam Jaya Makmur; 3) informasi relevansi pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT Harfam Jaya Makmur; 4) keinginan sosial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT Harfam Jaya Makmur; 5) partisipasi karyawan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT Harfam Jaya Makmur. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa informasi relevansi pekerjaan dan keinginan sosial berpengaruh signifikan  terhadap partisipasi karyawan, begitu juga dengan informasi relevansi pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, lain halnya dengan keinginan sosial yang tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, kemudian partisipasi karyawan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT Harfam Jaya Makmur.Kata kunci: informasi relevansi pekerjaan, keinginan sosial, partisipasi karyawan dan kinerja karyawan
STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOMODITAS PADI DALAM MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN JEMBER Ardito Atmaka Aji; Arif Satria; Budi Hariono
Jurnal Manajemen & Agribisnis Vol. 11 No. 1 (2014): Vol. 11 No. 1, Maret 2014
Publisher : School of Business, Bogor Agricultural University (SB-IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (831.74 KB) | DOI: 10.17358/jma.11.1.60-67

Abstract

ABSTRACTThe purpose of this study were to: 1) analyze the strengths, weaknesses, opportunities and threats to develop paddy commodities in an effort to improve food security; 2) analyze alternative formulation of appropriate strategies for the development of paddy in an effort to improve food security; 3) determine the strategic priorities that should be selected for paddy development in an effort to improve food security; 4) provide policy recommendations for central/local government to improve food security. SWOT analysis was used to determine the alternative strategies that can be implemented by the government. QSPM analysis was used to determine the choice of strategy in developing paddy agribusiness priorities in Jember. Descriptive method was used to describe a case study at the Department of Agriculture Jember with 35 people as samples. Motivation of farmers was the main strength of the Jember government. The main weakness that should be corrected was the weak financial condition. The main opportunities were the increase in rice demand, while the main threat was the paddy pest attack. Alternative strategies that could be undertaken by the government include: 1) Intensification of rice farming, 2) Synergy between farmers, industries and government, 3) Strengthening the local food policies that favor the farmers, 4) Revitalization of facilities and infrastructure, 5) product differentiation. The strategy which became the top priority in this study was rice farming intensification strategy.Keywords: food security, Jember, QSPM, rice, SWOTABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah 1) menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk mengembangan komoditas padi dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan; 2) melakukan analisis rumusan alternatif strategi yang tepat untuk pengembangan komoditas padi dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan; 3) menentukan prioritas strategi yang seharusnya dipilih untuk pengembangan komoditas padi dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan; 4) memberikan rekomendasi kebijakan yang harus dilakukan pemerintah pusat/ daerah untuk meningkatkan ketahanan pangan. Analisis SWOT digunakan untuk menentukan alternatif strategi yang dapat dilakukan pemerintah. Analisis QSPM berfungsi menentukan pilihan strategi prioritas dalam mengembangkan agribisnis padi di Kabupaten Jember. Metode deskriptif digunakan untuk menjelaskan studi kasus pada Dinas Pertanian Kabupaten Jember dengan sampel responden sebanyak 35 orang. Motivasi petani merupakan kekuatan utama yang dimiliki oleh pemerintah Kabupaten Jember. Kelemahan utama yang harus diperbaiki adalah kondisi finansial yang lemah. Peluang utama yang dimiliki adalah peningkatan permintaan beras dan ancaman utamanya berupa serangan organisme pengganggu tanaman. Alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh pemerintah diantaranya: 1) Intensifikasi usahatani padi, 2) Sinergi antara petani, pengusaha dan pemerintah, 3) Penguatan kebijakan pangan daerah yang berpihak kepada petani, 4) Revitalisasi sarana dan prasarana, 5) Diferensiasi produk. Strategi yang menjadi prioritas utama dalam penelitian ini adalah strategi intensifikasi usaha tani padi.Kata kunci: ketahanan pangan, Jember, SWOT, padi, QSPM

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2014 2014


Filter By Issues
All Issue Vol. 20 No. 2 (2023): JMA Vol. 20 No. 2, July 2023 Vol. 20 No. 1 (2023): JMA Vol. 20 No. 1, March 2023 Vol. 19 No. 3 (2022): JMA Vol. 19 No. 3, November 2022 Vol. 19 No. 2 (2022): JMA Vol. 19 No. 2, July 2022 Vol. 19 No. 1 (2022): JMA Vol. 19 No. 1, March 2022 Vol. 18 No. 3 (2021): JMA Vol. 18 No. 3, November 2021 Vol. 18 No. 2 (2021): JMA Vol. 18 No. 2, July 2021 Vol. 18 No. 1 (2021): JMA Vol. 18 No. 1, March 2021 Vol. 17 No. 3 (2020): JMA Vol. 17 No. 3, November 2020 Vol. 17 No. 2 (2020): JMA Vol. 17 No. 2, July 2020 Vol. 17 No. 1 (2020): JMA Vol. 17 No. 1, March 2020 Vol. 16 No. 3 (2019): JMA Vol. 16 No. 3, November 2019 Vol. 16 No. 2 (2019): JMA Vol. 16 No. 2, July 2019 Vol. 16 No. 1 (2019): JMA Vol. 16 No. 1, March 2019 Vol. 15 No. 3 (2018): JMA Vol. 15 No. 3, November 2018 Vol. 15 No. 2 (2018): JMA Vol. 15 No. 2, July 2018 Vol. 15 No. 1 (2018): JMA Vol. 15 No. 1, March 2018 Vol. 14 No. 3 (2017): JMA Vol. 14 No. 3, November 2017 Vol. 14 No. 2 (2017): JMA Vol. 14 No. 2, Juli 2017 Vol. 14 No. 1 (2017): JMA Vol. 14 No. 1, Maret 2017 Vol. 13 No. 3 (2016): Vol. 13 No. 3, November 2016 Vol. 13 No. 2 (2016): Vol.13 No. 2, Juli 2016 Vol. 13 No. 1 (2016): Vol. 13 No. 1, Maret 2016 Vol. 12 No. 3 (2015): Vol. 12 No. 3, November 2015 Vol. 12 No. 2 (2015): Vol.12 No. 2, Juli 2015 Vol. 12 No. 1 (2015): Vol. 12 No. 1, Maret 2015 Vol. 11 No. 3 (2014): Vol. 11 No. 3, November 2014 Vol. 11 No. 2 (2014): Vol. 11 No. 2, Juli 2014 Vol. 11 No. 1 (2014): Vol. 11 No. 1, Maret 2014 Vol. 10 No. 3 (2013): Vol. 10 No. 3, November 2013 Vol. 10 No. 2 (2013): Vol. 10 No. 2, Juli 2013 Vol. 10 No. 1 (2013): Vol. 10 No. 1, Maret 2013 Vol. 9 No. 3 (2012): Vol. 9 No. 3, November 2012 Vol. 9 No. 2 (2012): Vol. 9 No. 2, Juli 2012 Vol. 9 No. 1 (2012): Vol. 9 No. 1 Maret 2012 Vol. 9 No. 2 (2012): Vol. 9 No. Edisi Khusus Juni 2012 Vol. 8 No. 2 (2011): Vol. 8 No. 2 Oktober 2011 Vol. 8 No. 1 (2011): Vol. 8 No. 1 Maret 2011 Vol. 7 No. 2 (2010): Vol. 7 No. 2 Oktober 2010 Vol. 7 No. 1 (2010): Vol. 7 No. 1 Maret 2010 Vol. 6 No. 2 (2009): Vol. 6 No. 2 Oktober 2009 Vol. 6 No. 1 (2009): Vol. 6 No. 1 Maret 2009 Vol. 5 No. 2 (2008): Vol. 5 No. 2 Oktober 2008 Vol. 5 No. 1 (2008): Vol. 5 No. 1 Maret 2008 Vol. 4 No. 2 (2007): Vol. 4 No. 2 Oktober 2007 Vol. 4 No. 1 (2007): Vol. 4 No. 1 Maret 2007 Vol. 3 No. 2 (2006): Vol. 3 No. 2 September 2006 Vol. 3 No. 1 (2006): Vol. 3 No. 1 Maret 2006 Vol. 2 No. 2 (2005): Vol. 2 No. 2 Oktober 2005 Vol. 2 No. 1 (2005): Vol. 2 No. 1 Maret 2005 Vol. 1 No. 2 (2004): Vol. 1 No. 2 Oktober 2004 Vol. 1 No. 1 (2004): Vol. 1 No. 1 Maret 2004 More Issue